Syaiful Rahman_Fas Lingkar Belajar Guru EI
Setiap tanggal 5 Oktober, dunia memperingati Hari Guru Sedunia (World Teachers’ Day) — sebuah momen yang telah dirayakan sejak tahun 1994. Peringatan ini diprakarsai oleh UNESCO bersama Education International (EI) sebagai wujud penghormatan atas peran vital guru dalam membangun peradaban dan meneguhkan masa depan umat manusia.
Tujuan utama diperingatinya Hari Guru Sedunia adalah untuk memberikan dukungan kepada para guru di seluruh dunia dan meyakinkan dunia bahwa keberlangsungan generasi masa depan ditentukan oleh guru. Melalui dedikasi, kesabaran, dan pengabdian tanpa batas, guru menjadi pelita yang menuntun manusia keluar dari kegelapan kebodohan menuju terang pengetahuan.
Menurut UNESCO, Hari Guru Sedunia mewakili kepedulian, pemahaman, dan apresiasi terhadap peran guru yang tidak tergantikan — bukan hanya sebagai pengajar ilmu pengetahuan, tetapi juga pembangun karakter dan generasi yang beradab. Guru tidak sekadar mengajarkan rumus, teori, dan konsep, melainkan menanamkan nilai empati, cinta kasih, dan keadilan dalam diri setiap peserta didik.
Sementara itu, Education International (EI) — federasi global yang menaungi profesi pengajar di lebih dari 100 negara dengan 401 organisasi anggota — terus memperjuangkan agar Hari Guru Sedunia dikenal dan dirayakan di seluruh dunia. EI menegaskan pentingnya menerapkan prinsip-prinsip Rekomendasi UNESCO/ILO tahun 1966 dan 1997 yang menekankan pada penghormatan, kesejahteraan, dan perlindungan hak-hak guru sebagai pilar utama pendidikan.
Lebih dari seratus negara di dunia kini memperingati Hari Guru Sedunia setiap tahunnya. Melalui kampanye kesadaran global, EI dan UNESCO berupaya menegaskan bahwa profesi guru adalah kekuatan utama dalam membentuk arah peradaban manusia.
Namun, di balik perayaan ini, tersimpan refleksi mendalam tentang arah pendidikan dunia. Di tengah kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan tantangan global, kita diingatkan bahwa kemajuan sejati tidak hanya diukur dari kemampuan berpikir kritis, tetapi juga dari kemampuan berempati dan menghargai kemanusiaan. Guru menjadi sosok penjaga keseimbangan antara kecerdasan dan kebijaksanaan, antara logika dan nurani.
Pendidikan yang berkeadilan adalah pendidikan yang memberi kesetaraan kesempatan belajar bagi setiap anak di penjuru dunia, tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau kondisi ekonomi. Dalam konteks ini, guru hadir sebagai agen kemanusiaan — memastikan setiap anak memiliki hak untuk bermimpi dan mewujudkan potensinya.
Hari Guru Sedunia menjadi ajakan bagi kita semua untuk mengembalikan pendidikan kepada ruhnya yang sejati: membangun manusia seutuhnya. Guru harus terus diberdayakan, dihormati, dan didukung agar dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh martabat dan semangat kemanusiaan.
Mari kita rayakan Hari Guru Sedunia dengan refleksi dan aksi nyata. Menumbuhkan kembali kesadaran bahwa setiap keberhasilan bangsa, setiap langkah kemajuan teknologi, dan setiap capaian ilmu pengetahuan bermula dari sentuhan lembut seorang guru.
Karena sejatinya, masa depan dunia terlukis dari tangan dan hati para guru — para penjaga peradaban yang menyalakan api pengetahuan, menumbuhkan empati, dan menjaga harapan bagi generasi yang akan datang.
Sumber gambar : https://rri.co.id/
#HariGuruSedunia #WorldTeachersDay #UNESCO #EducationInternational #GuruUntukPeradaban #PendidikanBerkeadilan #EmpatiDalamPendidikan #KesetaraanBelajar #GuruMembangunBangsa
No comments:
Post a Comment